Sabtu, 21 Juli 2012

Mengapa kita beragama ?


Manusia adalah satu spesies makhluk yang unik dan istimewa dibanding makhluk-makhluk lainnya, termasuk malaikat, karena manusia dicipta dari unsur yang berbeda, yaitu unsur hewani / materi dan unsur ruhani / immateri. Memang, dari unsur hewani manusia tidak lebih dari binatang, bahkan lebih lemah darinya. Bukankah banyak diantara binatang yang lebih kuat secara fisik dari manusia ? Bukankah ada binatang yang memiliki ketajaman mata yang melebihi mata manusia ? Bukankah ada pula binatang yang penciumannya lebih peka dan lebih tajam dari penciuman manusia ? Dan sejumlah kelebihan-kelebihan lainnya yang dimiliki selain manusia.  
Sehubungan ini Allah swt berfirman, “Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah.” (QS. An-Nisa, 28). “Allah telah menciptakan kalian lemah, kemudian menjadi kuat, lalu setelah kuat kalian menjadi lemah dan tua.” (QS. Rum, 54). Masih banyak ayat lainnya yang menjelaskan hal serupa.
Karena itu, sangatlah tidak pantas bagi manusia berbangga dengan penampilan fisiknya, disamping itu penampilan fisik adalah wahbi sifatnya (semata-mata pemberian dari Allah, bukan hasil usahanya).
Kelebihan manusia terletak pada unsur ruhani (mencakup hati dan akal, keduanya bukan materi). Dengan akalnya, manusia yang lemah secara fisik dapat menguasai dunia dan mengatur segala yang ada di atasnya. Karena unsur inilah Allah menciptakan segala yang ada di langit dan di bumi untuk manusia (Lihat surat Luqman ayat 20). Dalam salah satu ayat Al-Qur’an ditegaskan, “Sungguh telah kami muliakan anak-anak Adam, kami berikan kekuasaan kepada mereka di darat dan di laut, serta kami anugerahi mereka rizki. Dan sungguh kami utamakan mereka di atas kebanyakan makhluk Kami lainnya.” (QS. Al-Isra 70).
Unsur akal pada manusia, awalnya masih berupa potensi (bil-quwwah) yang perlu difaktualkan (bil-fi’li) dan ditampakkan. Oleh karena itu, jika sebagian manusia lebih utama dari sebagian lainnya, maka hal itu semata-mata karena hasil usahanya sendiri, karena itu dia berhak berbangga atas lainnya. Sebagian mereka ada pula yang tidak berusaha memfaktualkan dan menampakkan potensinya itu, atau memfaktualkannya hanya untuk memuaskan tuntutan hewaninya, maka orang itu sama dengan binatang, bahkan lebih hina dari binatang (QS. Al-A’raf 170 dan Al-Furqan 42).
Termasuk ke dalam unsur ruhani adalah fitrah. Manusia memiliki fitrah yang merupakan modal terbesar manusia untuk maju dan sempurna. Din adalah bagian dari fitrah manusia.
Dalam kitab Fitrat (edisi bahasa Parsi), Syahid Muthahhari menyebutkan adanya lima macam fitrah (kecenderungan) dalam diri manusia, yaitu mencari kebenaran (haqiqat), condong kepada kebaikan, condong kepada keindahan, berkarya (kreasi) dan cinta (isyq) atau menyembah (beragama). Sedangkan menurut Syeikh Ja’far Subhani,terdapat empat macam kecenderungan pada manusia,dengan tanpa memasukan kecenderungan berkarya seperti pendapat Syahid Muthahhari (kitab al-Ilahiyyat, juz 1).
Kecenderungan beragama merupakan bagian dari fitrah manusia. Manusia diciptakan oleh allah dalam bentuk cenderung beragama,dalam arti manusia mencintai kesempurnaan yang mutlak dan hakiki serta ingin menyembah pemilik kesempurnaan tersebut. Syeikh Taqi Mishbah Yazdi, dalam kitab Ma’arif Al-Qur’an juz 1 hal. 37, menyebutkan adanya dua ciri fitrah, baik fitrah beragama maupun lainnya, yang terdapat pada manusia, yaitu pertama kecenderungan-kecenderungan (fitrah) tersebut diperoleh tanpa usaha atau ada dengan sendirinya, dan kedua fitrah tersebut ada pada semua manusia walaupun keberadaannya pada setiap orang berbeda, ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Dengan demikian, manusia tidak harus dipaksa beragama, namun cukup kembali pada dirinya untuk menyambut suara dan panggilan hatinya, bahwa ada sesuatu yang menciptakan dirinya dan alam sekitarnya.
Meskipun kecenderungan beragama adalah suatu yang fitri, namun untuk menentukan siapa atau apa yang pantas dicintai dan disembah bukan merupakan bagian dari fitrah, melainkan tugas akal yang dapat menentukannya. Jadi jawaban dari pertanyaan mengapa manusia harus beragama, adalah bahwa beragama merupakan fitrah manusia. Allah Ta’ala berfirman, “Maka hadapkanlah wajahmu kepada din dengan lurus, sebagai fitrah Allah yang atasnya manusia diciptakan.” (QS. Rum 30).

Apa itu din?


Din berasal dari bahasa Arab dan dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 92 kali. Menurut arti bahasa(etimologi), din diartikan sebagai balasan dan ketaatan. Dalam arti balasan, Al-Qur’an menyebutkan kata din dalam surat Al-Fatihah ayat 4, maliki yawmiddin – “(Dialah) Pemilik (raja) hari pembalasan.“ Demikian pula dalam sebuah hadis, din diartikan sebagai ketaatan. Rasulullah saaw bersabda, “ad-dinu nashihah (Agama adalah ketaatan).”Sedangkan menurut terminologi Teologi, din diartikan sebagai sekumpulan keyakinan, hukum dan norma yang akan mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan manusia, baik di dunia maupun di akhirat. 
Berdasarkan hal di atas, din mencakup tiga dimensi, (1) keyakinan (aqidah), (2) hukum (syariat) dan (3) norma (akhlak). Ketiga dimensi tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Dengan menjalankan din, kebahagiaan, kedamaian dan ketenangan akan teraih di dunia dan di akhirat. Seseorang dikatakan mutadayyin (ber-din dengan baik), jika dia dapat melengkapi dirinya dengan tiga dimensi agama tersebut secara proporsional, sehingga dia pasti berbahagia. 
Dalam dimensi keyakinan atau aqidah, seseorang harus meyakini dan mengimani beberapa perkara dengan kokoh dan kuat, sehingga keyakinannya tersebut tidak dapat digoyahkan lagi. Keyakinan seperti itu akan diperoleh seseorang dengan argumentasi (dalil aqli) yang dapat dipertahankan. Keyakinan ini pada intinya berkisar pada keimanan kepada Allah dan hari akhirat.Adapun syariat adalah konsekuensi logis dan praktis dari keyakinan. Mengamalkan syariat merupakan refresentasi dari keyakinan. Sehingga sulit dipercaya jika seseorang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhirat tetapi tidak mengindahkan syariat-Nya, karena syariat merupakan kewajiban dan larangan yang datang dari-Nya. 
Sedangkan akhlak adalah tuntutan akal-budi (aqal amali) yang mendorong seseorang untuk mengindahkan norma-norma dan meninggalkan keburukan-keburukan. Seseorang belum bisa dikatakan mutadayyin selagi tidak berakhlak - “la dina liman la akhlaqa lahu.” Demikian pula, keliru sekali jika seseorang terlalu mementingkan akhlak dari pada syariat. Dari ketiga dimensi din tersebut, keyakinan (aqidah) menduduki posisi yang paling prinsip dan menentukan. Dalam pengertian, bahwa yang menentukan seseorang itu mutadayyin atau tidak adalah keyakinannya. Dengan kata lain, yang memisahkan seseorang yang beragama dari yang tidak beragama (atheis) adalah keyakinannya. Lebih khusus lagi, bahwa keyakinanlah yang menjadikan seseorang itu disebut muslim, kristiani, yahudi atau lainnya.

Jumat, 20 Juli 2012

HMI Tuntut Kajati Riau Mundur

Kejaksaan Tinggi Riau dinilai tak berkontrubusi apapun dalam upaya pemberantasan korupsi PON Riau. HMI yang berdemo dengan membakar keranda menuntut Kajati mundur.

Riauterkini-PEKANBARU- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kota Pekanbaru. Melakukan aksi demo di depan kantor Kejaksaan Tinggi (Kajati) Riau, Kamis (21/6) menuntut Kepala Kejaksaan Tinggi mendur dari jabatannya bila tidak bisa menyelesaikan kasus korupsi yang terjadi di Riau, terutama korupsi pada pembangunan sarana dan prasarana PON XVIII..

"Dan kita sangat prihatin melihat kepolisian dan kejaksaan tinggi Riau tidak berbuat apa-apa menghadapi situasi korupsi di Riau. Dan ini mengindikasikan adanya main mata antara aparat penegak hukum dengan pemerintah. Dan kita ingin kepala kejaksaan mundur kalau memang tidak bisa menangani kasus ini " kata Zainudin MK ketua koodinator liputan.
Para mahasiswa menuntut Kajati memberikan pernyataan dan sikapnya dalam pemberantasan korupsi di Riau yang sudah mengkhawatirkan.



"Dan kami minta ketegasan kejaksaan untuk menyesaikan kasus ini. Dengan memberikan stetmen dan lebih merespon apa yang dilakukan KPK," ujarnya.

Selain itu juga para mahasiswa menuntut gubernur Riau dan Ketua DPRD Riau selaku pemegang jabatan tertinggi di Riau harus bertanggung jawab dengan kasus PON ini. "Karena kedua pejabat ini adalah pembuat kebijakan dalam pelaksanaan dalam PON di Riau," katanya.

Para hamasiswa diterima perwakilan dari Kejaksaan Tinggi yang diwakili Heru, Kajati berjanji akan berkomitmen untuk pemberantasan korupsi di Riau.

"Dan kami ingin teman-teman mahasiswa, kalau mau pemberantasan korupsi ini berhasil kami minta laporan dan data-data tentang korupsi di Riau," katanya.

Para mahasiswa juga melakukan aksi bakar replika yang bertuliskan gubernur Riau, HM Rusli Zainal.***(jor)


HMI Tembilahan Serahkan Bantuan buat Korban Kebakaran

Merasa tersenth, HMI Tembilahan menggalang dana yang diperuntukan bagi koban kebakaran Selasa (26/6/12) malam kemarin.

TEMBILAHAN-Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran di Jalan Kembang Tembilahan, Selasa (26/6/12) malam. Bantuan ini merupakan hasil penggalangan dana yang dilakukan organisasi ini. 

Menurut Koordinator Penggalangan Dana HMI Tembilaha, Syar’i AM, paska terjadi kebakaran di Jalan Kembang tersebut, pihaknya langsung mengadakan pengumpulan dana di beberapa titik jalan dalam kota Tembilahan. 

“Setelah terjadinya kebakaran di Jalan Kembang tersebut, kita langsung mengadakan penggalangan dana di beberapa titik di jalan di kota Tembilahan. Kegiatan ini merupakan panggilan sosial dan kepedulian serta empati kepada korban,” ungkap Koordinator Penggalangan Dana HMI Tembilahan, Syar’i AM didampingi Ketua Komisariat FKIP, Ryan Martha Hudi, Hendra dan beberapa aktifis lainnya kepada riauterkini.com, Rabu (27/6/12). 

Penyerahan bantuan berupa uang hasil penggalangan dana selama beberapa hari ini diserahkan langsung kepada Bainah, pengurus RT di lokasi kebakaran Jalan Kembang tersebut. 

Saat penyerahan bantuan berupa uang sejumlah Rp2,6 juta lebih tersebut oleh Korlap Penggalangan Dana, Syar’i, AM, para korban diwakili pengurus RT setempat mengungkapkan terima kasih atas bantuan yang diserahkan kalangan mahasiswa ini. 

"Kita mengucapkan terima atas bantuan yang diserahkan adik-adik mahasiswa, semoga bantuan ini dapat meringankan beban korban dan mendapatkan balasan dari Allah SWT," ujar Bainah.***(mar)

HMI Dorong Gerakan Pengelolaan Sampah


WONOSOBO, suaramerdeka.com - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Wonosobo mendorong Pemkab untuk menggalakan gerakan pengelolaan sampah. Keberadaan sampah di kota dingin itu dinilai sudah sangat meresahkan dan mengurangi keindahan kota.
Banyaknya sampah yang ada di sekitar obyek wisata, misalnya, dapat mengurahi pamor wisata. Penyadaran kepada masyarakat tentang penting pengendalian dan pengolahan sampah mutlak dilakukan. Hal itu ditegaskan Ketua HMI Cabang Wonosobo Muhammad Firdaus dalam acara seminar lingkungan di Pendopo Wakil Bupati Wonosobo, Sabtu (14/7).  
Dia mengatakan, kondisi lingkungan saat ini terus mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan munculnya potensi bencana dimana-mana. Dalam beberapa tahun terakhir di Wonosobo banyak terjadi bencana, mulai dari longsor, tanah bergerak, banjir bandang, angin puting beliung hingga kebakaran.
Hal itu tentu harus menjadi perhatian semua pihak untuk terlibat dalam upaya penanggulangannya. Dipaparkan, selain mengurangi keindahan, sampah juga menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana. "Banyak saluran irigasi yang tersumbat sampah, terutama yang disekitar jalan raya," ujarnya.
( Rinto Hariyadi / CN27 / JBSM

Demo Tutup THM Nyaris Ricuh

CIKOLE -- Aksi demonstrasi yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)Cabang Kota Sukabumi, di Gedung Balaikota Sukabumi berlangsung ricuh, Kamis (19/7).Kericuhan tersebut bermula dari keinginan pendemo untuk melihat langsung ruangan kerja Walikota Sukabumi, apakah benar ada di tempat atau tidak. 

Akibatnya aksi saling dorong dengan puluhan aparat kepolisian dari Polres Sukabumi Kota dan Satpol PP tidak bisa dihindari.Meski sempat dipersilakan masuk, pendemo yang hanya berjumlah empat orang tersebut tetap bersikeras ingin bertemu dengan Walikota Sukabumi dan menunggunya di ruang utama Balaikota Sukabumi.

Suasana semakin memanas, ketika salah seorang pendemo mengatakan jangan diusir karena mereka datang dengan baik-baik saat dihalau petugas keamanan ke luar dari ruang utama Balaikota.Tidak sampai di situ saja, ketika Walikota Sukabumi Muslikh Abdussyukur tiba di Balaikota Sukabumi dan langsung mengajak para pendemo untuk audiensi di ruang utama. Aksi saling dorong kembali terjadi, bahkan walikota sampai turun tangan untuk menenangkan suasana yang sudah ricuh. 

Kericuhan tersebut bukan hanya menarik perhatian seluruh PNS yang sedang bekerja, namun masyarakat pengguna jalan yang melintas di depan Balaikota juga sempat berhenti untuk melihat kejadian tersebut.Setelah suasana kondusif, akhirnya massa pendemo dari HMI beraudiensi dengan Walikota Sukabumi dan menyampaikan tuntutan yang mereka orasikan.

Koordinator Aksi Demo Dede Abdul Latif mengatakan, pihaknya meminta kepada Pemkot Sukabumi untuk menutup tempat maksiat selama bulan suci ramadhan dan meminta kepada Walikota untuk mengeluarkan peraturan tentang tempat hiburan malam."Walikota harus bisa bertindak tegas untuk menutup tempat maksiat selama bulan ramadhan,"tandasnya di hadapan.

Bahkan menurutnya, visi misi Walikota Sukabumi mewujudkan pemerintahan yang amanah berparadigma Surgawi menuju Kota Sukabumi yang sehat, cerdas dan sejahtera dilandasi dengan Sidiq, Amanah, Fathanah, Tabligh. Dalam kenyataannya yang terlihat sangat miris sekali yang menyebabkan masyarakat Kota Sukabumi terjerumus oleh tempat maksiat yang ada.

Menanggapi hal tersebut, Walikota Sukabumi Muslikh Abdussyukur mengatakan, bahwa dirinya telah mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) yang berisi 9 butir, khususnya yang menyangkut penutupan sementara Tempat Hiburan Malam (THM) dan rumah makan di Kota Sukabumi.Bahkan Muslikh juga sempat membantah, bahwa dirinya sulit ditemui di kantornya yang diutarakan para pendemo.

"Sebagai seorang Walikota, saya tidak harus terus berada di kantor karena banyak pekerjaan lain yang juga saya lakukan. Bahkan saya selalu menyempatkan bertemu dengan masyarakat yang datang ke kantor dan rumah dinas," ungkapnya. (nur)

HMI Sidimpuan Gelar LK II


Padangsidimpuan, (Analisa). Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Padangsidimpuan menggelar Latihan Kader (LK) II di Gedung Nasional, Jalan Merdeka Kota Padangsidimpuan, Selasa (17/7).
Hadir dalam pembukaan LK II itu, sejumlah unsur organisasi mahasiswa, Muspida dan Muspida Plus Kota P. Sidimpuan dan Tapsel serta puluhan alumni dan senioren HMI se- Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).

Pejabat Ketua Umum HMI Cabang P.Sidimpuan Nasrul Iskandar Siregar mengatakan, LK II merupakan kegiatan sakral yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

"Sebagai kegiatan yang sakral, LK II secara rutin digelar setiap tahun demi perbaikan organisasi ke depan," ujarnya.

Diharapkannya, latihan pengkaderan ini mampu menjawab sekaligus memberikan kontribusi positif bagi kemajuan daerah khususnya di wilayah kerja HMI Cabang P. Sidimpuan meliputi Kabupaten Tapsel, Paluta, Palas, Tapteng, Sibolga dan Kota P. Sidimpuan.

Sementara itu, Kabid Pengkaderan (PA) HMI Cabang P. Sidimpuan mengatakan, proses perkaderan dengan kualitas jelas dan terarah, merupakan keunggulan HMI dalam membina dan meningkatkan kualitas kader secara Individual maupun kelompok, sehingga mampu menjadi barometer ditengah-tengah kehidupan yang penuh persaingan dan kompetitif.

"LK II ini merupakan training formal dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang bertujuan membina kader HMI intelektual dan mampu mengelola organisasi serta berjuang meneruskan dan mengemban misi HMI, " katanya.

Bupati Tapsel melalui Kadisdukcapil Drs Parulian Nasution MM dalam sambutannya berpesan, agar para kader HMI tetap eksis dan berkontribusi dalam membangun daerah Tabagsel.

" Yakinlah, kerja sama antara HMI dengan Pemerintah akan mampu mewujudkan pembangunan dan mencerdaskan anak bangsa, " terangnya.

Sebelumnya Ketua Panitia Adi Saputra Sirait melaporkan, peserta LK II ini berjumlah 32 orang berasal dari sejumlah cabang HMI se-Indonesia yaitu cabang Padang , Solok Sumatera Barat, Serang Banten , Pekanbaru, Banda Aceh, Takengon Aceh, Medan, Kisaran , Labuhan Batu Raya dan Cabang P. Sidimpuan.

"Untuk instruktur menampilkan para senioran HMI Sumut, Riau Kepri masing-masing Sugih Permono, AR Piliang, Syamsul Rivai, M.Ilyas Siagian dan Darwis Nasution dan lainnya, " katanya.

(hih)