Sabtu, 03 November 2012

HMI Jember Kian Waspadai Jaringan Teroris

INILAH.COM, Jember - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jember, Jawa Timur, semakin mewaspadai upaya jaringan teroris menebarkan pengaruh ke kalangan mahasiswa.

Kewaspadaan ini terkait dengan ditangkapnya Agus Anton Figian, terduga teroris, di Madiun oleh Detasemen Khusus 88. Agus sempat aktif di HMI Fakultas Matematika dan IPA Universitas Jember. Namun di pertengahan jalan, ia keluar dari HMI dan memilih aktif di Negara Karunia Allah (NKA) semacam organisasi yang mirip dengan Negara Islam Indonesia (NII).

Ketua Umum HMI Cabang Jember Jamal Baktir meminta agar kasus Agus ini memunculkan kewaspadaan bersama, HMI khususnya, dan organisasi mahasiswa ekstra kampus lain pada umumnya.

"Tidak ada yang menginginkan ideologi radikalisme Islam, terlebih terorisme dengan mengatasnamakan Islam masuk ke teritorial organisasi," katanya, Sabtu (27/10/2012) malam.

Mengantisipasi upaya jaringan teroris merekrut aktivis mahasiswa, Jamal meminta kepada Pengurus Besar HMI, agar nilai-nilai dasar perjuangan yang merupakan nilai identitas kader HMI benar-benar ditekankan dalam berbagai pelatihan internal organisasi.

"Kami punya tanggung jawab mensyiarkan Islam sekaligus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. HMI sendiri adalah organisasi mahasiswa yang moderat," katanya.

Apa yang dihadapi HMI bisa saja dihadapi organisasi mahasiswa lainnya, jaringan teroris mulai merambah dan menyentuh ideologi mahasiswa.

"Saya pikir penting bagi masing-masing organisasi mahasiswa, khususnya HMI, untuk back to khittah. Karena kami yakin, setiap organisasi mahasiswa pasti punya konstitusi yang tak akan bertabrakan dengan konstitusi negara," kata Jamal.

Semasa mahasiswa, Agus sempat menjadi pengurus HMI komisariat FMIPA, namun menjauh setelah berkenalan dengan pemikiran yang mirip NII. Nama organisasi itu NKA. Dia bahkan ofensif mencobva merekrut kawannya sesama aktivis HMI untuk ikut.

Agus bahkan tak segan mengajak sang kawan yang akan direkrut untuk menghadap tokoh NKA. Salah satu kawan Agus yang tak mau disebut namanya mengaku pernah diajak bertemu dengan sang tokoh NKA waktu mahasiswa. Sang tokoh mengaku guru agama sekolah. "Dari situ saya diberitahu, bahwa anggota NKA ternyata cukup banyak di Jember waktu saya kuliah," katanya. [beritajatim/yeh]

Tidak ada komentar: