Minggu, 29 Juli 2012

Indonesia bisa berperan selamatkan muslim Rohingya

Sejumlah massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Selasa (24/7). Mereka menuntut pemerintah Myanmar untuk segera menghentikan pembantaian dan penindasan warga Muslim Rohingya, serta mendesak Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan pemerintah Indonesia untuk segera turun tangan menghentikan kejahatan HAM tersebut. (FOTO ANTARA/Reno Esnir)

Jakarta (ANTARA News) - Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti mengatakan Indonesia bisa memainkan peranan penting dalam menyelamatkan Muslim Rohingya di Myanmar.

"Indonesia jangan hanya merasa sedih atas apa yang terjadi di Myanmar. Namun, apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan itu, misalnya, dengan cara-cara diplomasi," ujar Ikrar di Jakarta, Kamis.

Meskipun ada prinsip tidak boleh campur tangan (nonintervensi) yang merupakan prinsip fundamental ASEAN, lanjut dia, Indonesia bisa memerankan peranan penting untuk menyelesaikan persoalan itu.

"Seperti kita ketahui semua, terbukanya sistem pemerintahan di Myanmar saat ini tak bisa terlepas dari diplomasi Indonesia melalui kedekatan militer Indonesia dan Myanmar," tambah dia. 

Untuk itu, lanjut dia, Indonesia harus bisa mengambil tindakan mengingat peranan pentingnya di Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara itu.

"Palestina yang jauh saja memikirkan masalah itu. Masa Indonesia yang secara geografis dekat tidak memikirkan masalah itu," katanya.

Menjelang Ramadan, etnis Rohingya di Myanmar mengalami perlakuan tindak kekerasan oleh tentara Myanmar.

Menurut laporan terakhir, hampir 650 dari hampir satu juta Muslim Rohingya tewas selama bentrokan yang terjadi di wilayah barat Rakhine, Myanmar. Sementara 1.200 lainnya hilang dan 90.000 lebih terlantar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan komunitas Muslim Rohingya sebagai Palestina dari Asia dan salah satu kelompok minoritas paling teraniaya di dunia.

Pemerintah Myanmar tidak mengakui Muslim Rohingya dan menyebut mereka sebagai imigran ilegal meski mereka telah tinggal di negara itu selama beberapa generasi.

(I025/D007) 
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2012

Tidak ada komentar: